Minggu, 11 September 2011

MW 120911

AS

S&P 500 1,154,23 -2,67%
DJIA 10,992,13 -2,69%
Nasdag 2,467.99 -2.42%

Mayoritas saham di bursa AS melemah Jumat kemarin.
Sektor finansial mengalami koreksi paling dalam akibat kecemasan krisis hutang Eropa yang kian memburuk.

Sejumlah saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa AS antara lain:
JPMorgan Chase & Co dan Citigroup Inc yang terkoreksi masing-masing sebesar 4,2%.
Chevron Corp - 3,2%,
Alcoa Inc - 3,2%,
McDonald's Corp - 4%.

Penjualan ritel AS Agustus diperkirakan berada dalam level terendahnya dalam 3 bulan karena pertumbuhan lapangan kerja & pendapatan yang terbatas.

Sepanjang pekan ini, bursa AS tampak tak bergairah.
S&P -1,7% ke 1,154.23
Dow Jones -2,2% ke 10,992.13

Meski kecemasan investor akan kondisi Yunani terlihat membebani bursa AS di minggu ini, pernyataan awal Obama mengenai program stimulus sempat memberikan support di pasar.

Eropa

Inggris 5,214.65 -2.35%
German 5,189.93 -4.04%
Perancis 2,974.59 -3.69%

Aksi penurunan credit rating BNP Paribas dan SocGen (2 bank terbesar Perancis) oleh Moody’s diperkirakan akan terjadi di minggu ini. Hal tsb disebabkan karena kepemilikan mereka atas surat hutang Yunani.








Asia

China -1,19 pts (-0,05%) ke level 2.497,75
HongKong -46,19 pts (-0,23%) ke level 19.866,63
Jepang -55,46 pts (-0,63%) ke level 8.737,66
Singapore -30,77 pts (-1,08%) ke level 2.826,13.

Sepanjang pekan ini, mayoritas bursa Asia mengalami aksi jual.
Indeks MSCI Asia Pacific turun 2,7% ke level 120,78. Padahal, pada dua pekan sebelumnya, bursa acuan di kawasan regional ini sempat melonjak 3,9%.

Salah satu pemicu kemerosotan bursa acuan Asia di sepanjang minggu ini adalah kecemasan investor akan perekonomian AS yang diramal tengah menuju resesi. Selain itu, sejumlah saham perbankan juga mencatatkan penurunan akibat sentiment krisis utang Eropa.

CHINA

Inflasi China pada Agustus lalu turun dari level tertinggi dalam tiga tahun terakhir, naik 6,2% dibanding tahun sebelumnya. Di Juli lalu naik 6,5%.
Angka tersebut sesuai dengan prediksi para ekonom.

Jumlah kredit baru China menunjukkan peningkatan 13.5% di Agustus dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi CNY 548.5 milyar.

Impor China mencapai rekor tertingginya pada Agustus naik 24,5%. Ekspor juga naik 30,2% di Agustus dibanding tahun sebelumnya menjadi USD 155.6 miliar (melampaui estimasi di 21%).
Neraca perdagangan China juga tercatat surplus sebesar USD 17.76 miliar.
Data ekspor dan impor tsb menunjukkan bahwa perekonomian China berada dalam jalurnya meskipun terjadi perlambatan ekonomi global.

Data positif yang melebihi estimasi tsb memberikan angin segar ditengah krisis utang Eropa serta guncangan di pasar finansial global.

Data yang dirilis ini tersebut menunjukkan, perekonomian China berhasil mengatasi dampak krisis utang Eropa serta pelemahan sentimen konsumen AS.

Jepang

Pada kuartal 2 ekonomi Jepang terkontraksi melebihi estimasi awal Pemerintah karena turunnya belanja modal dan penguatan JPY.

G7 berkomitmen mendukung aksi penjualan JPY oleh Pemerintah Jepang.


IHSG 3,998.5 -6.88 pts (-0.17%).

Bursa Asia yang positif sempat mendorong penguatan IHSG sebesar 7.4pts ke 4,012.79 pada pembukaan. Penutupan sesi 1 IHSG naik 10.66pts menjadi 4,016.05. Posisi tertinggi pada Jumat berada di 4,028.48. Saham lapis 2 sempat menarik minat investor.
Namun karena Investor masih belum yakin terhadap rencana program lap pekerjaan Obama bisa terealisasi dengan baik maka pada penutupan IHSG melemah 6,88 pts ke 3,998.5.

Asing mencatat net buy IDR 52,868 M.

Toyota akan mendirikan pabrik baru di Indonesia sebagai upaya ekspansi lini barunya.

Selama Agustus IHSG melemah 6.9% dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan ditutup pada level 3,847.
Salah satu penyebabnya adalah aksi jual investor asing yang mencapai IDR 8.45 triliun. Sebelumnya di Juli 2011 investor asing melakukan aksi beli IDR 5.19 triliun.
Tekanan jual terbesar terlihat pada sektor pertambangan dan properti.

Namun BI menilai kondisi fundamental makroekonomi dan mikro emiten cukup solid dan mampu menahan gejolak pasar yang berlebih, sehingga koreksi yang terjadipun relatif minimal bila dibandingkan dengan koreksi bursa global.

Sementara itu, dari sisi mikro, kokohnya fundamental emiten yang tercermin dari kondisi neraca yang cukup sehat serta pertumbuhan laba yang positif dalam laporan keuangan emiten.

Komoditi

Oil 87.01 -2.29%
Gold 1855.4 +0.05%

Harga oil melemah akibat meningkatnya kekhawatiran akan melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan krisis hutang Eropa.

Tidak ada komentar: